Perlu diketahui, kanker mulut rahim atau lebih dikenal dengan nama kanker serviks merupakan penyebab kematian yang terbesar pada wanita di negara-negara berkembang, bahkan tiap tahunnya sekitar seperempat juta wanita meninggal karena penyakit ini. Menurut perkiraan Departemen Kesehatan, di indonesia saat ini ada sekitar 100 kasus per 100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus setiap tahunnya. Selain itu, lebih dari 70 persen kasus yang datang ke rumah sakit ditemukan dalam keadaan stadium lanjut.
Apa itu kanker mulut rahim ?
Kanker mulut rahim adalah pertumbuhan sel-sel mulut rahim/serviks yang abnormal dimana sel-sel ini mengalami perubahan kearah displasia atau mengarah keganasan. Kanker ini hanya menyerang wanita yang pernah atau sekarang dalam status sexually active. Tidak pernah ditemukan wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual pernah menderita kanker ini. Biasanya kanker ini menyerang wanita yang telah berumur, terutama paling banyak pada wanita yang berusia 35-55 tahun. Akan tetapi, tidak mustahil wanita yang mudapun dapat menderita penyakit ini, asalkan memiliki faktor risikonya.
Adapun penyebab pasti terjadinya perubahan sel-sel normal mulut rahim menjadi se-sel yang ganas tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan tersebut, antara lain :
1) hubungan seksual pertama kali pada usia dini (umur < 16 tahun).
2) sering berganti-ganti pasangan (multipatner sex).
3) infeksi Human Papilloma Virus (HPV) tipe 16 dan 18. Penelitian menunjukkan bahwa 10-30 % wanita pada usia 30’an tahun yang sexually active pernah menderita infeksi HPV (termasuk infeksi pada daerah vulva). Persentase ini semakin meningkat bila wanita tersebut memiliki banyak pasangan seksual. Pada sebagian besar kasus, infeksi HPV berlangsung tanpa gejala dan bersifat menetap.
Kedua faktor diatas juga berhubungan dengan infeksi HPV. Semakin dbanyak berganti-ganti pasangan maka tertularnya infeksi HPV juga semakin tinggi. Begitu pula dengan terpaparnya sel-sel mulut rahim yang mempunyai pH tertentu dengan sperma-sperma yang mempunyai pH yang berbeda-beda pada multipatner dapat merangsang terjadinya perubahan kearah displasia.
4) infeksi Herpes Simpleks Virus (HSV) tipe 2
5) wanita yang melahirkan anak lebih dari 3 kali
6) wanita merokok, karena hal tersebut dapat menurunkan daya tahan tubuh.
Bagaimanakah gejala-gejalanya?
Pada prekanker atau pencakalan sebelum berkembang menjadi kanker tidak ditemukan gejala-gejala yang berarti. Namun perubahan yang tidak terlihat ini dapat dideteksi secara dini dengan pemeriksaan pap smear sehingga akan tampak sel-sel yang mulai mengalami perubahan kearah yang abnormal.
Pada perkembangan selanjutnya, jika sel-sel ini telah berkembang menjadi sel-sel kanker dan sudah mulai menyusup kedaerah disekitarnya, maka akan mulai timbul gejala-gejala seperti :
- keputihan yang tidak gatal, berwarna coklat, merah dan berbau busuk
- perdarahan yang abnormal yaitu perdarahan antara dua siklus menstruasi, perdarahan pasca menopause, perdarahan spontan per vaginam, perdarahan per vaginam saat buang air besar, dan juga nyeri ketika bersenggama.
- Dalam stadium lebih lanjut lagi dapat ditemui penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, anemia, nyeri panggul dll.
- keputihan yang tidak gatal, berwarna coklat, merah dan berbau busuk
- perdarahan yang abnormal yaitu perdarahan antara dua siklus menstruasi, perdarahan pasca menopause, perdarahan spontan per vaginam, perdarahan per vaginam saat buang air besar, dan juga nyeri ketika bersenggama.
- Dalam stadium lebih lanjut lagi dapat ditemui penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, anemia, nyeri panggul dll.
Bagaimana cara untuk mencegah kanker mulut rahim?
Cara mencegah yang paling baik adalah dengan cara melakukan pemeriksaan pap smear secara dini dan berkala, terutama bagi wanita berumur yang mempunyai risiko tinggi terkena kanker. Pemeriksaan ini mampu mendeteksi adanya kelainan sel sehingga kasus kematian akibat kanker serviks bisa diturunkan sampai 90%. Tes ini bahkan bisa dilakukan di Puskesmas. Dokter yang akan mengambil sapuannya, kemudian mengirimkannya ke laboratorium.
Teknis pengambilan sapuan bisa digambarkan sebagai berikut: dengan menggunakan spatula atau sejenis sikat halus, lendir leher rahim diambil oleh dokter atau bidan untuk dioleskan dan difiksasi (dilekatkan) pada kaca benda. Kemudian, dengan menggunakan mikroskop, seorang ahli sitologi akan menguji sel-sel leher rahim itu. Dalam perjalanannya pre kanker membutuhkan proses dan waktu yang lama untuk menjadi kanker. Dengan adanya deteksi dini ini maka dapat dilakukan pengobatan yang dini pula, sehingga tingkat penyembuhannya dapat lebih tinggi bahkan bisa sampai 100%. Hal ini dapat dilakukan dengan pengobatan yang efektif dan adekuat sehingga dapat membunuh dan menghentikan pertumbuhan yang mulai mengarah ke abnormal. Tentulah hal itu dapat optimal jika masih dalam tahap prekanker.
Anjuran untuk melakukan pemeriksaan ini yaitu :
- setiap tahun untuk wanita yang berusua diatas 35 tahun
- setiap 2-3 tahun pada wanita diatas 35 tahun yang setelah 3 kali hasil negatif
- setiap tahun untuk mereka yang mempunyai risiko besar menderita penyakit ini
- sesering mungkin bagi yang sudah mederita pre kanker ataupun sudah ketahap lebih lanjut yaitu kanker.
- setiap tahun untuk wanita yang berusua diatas 35 tahun
- setiap 2-3 tahun pada wanita diatas 35 tahun yang setelah 3 kali hasil negatif
- setiap tahun untuk mereka yang mempunyai risiko besar menderita penyakit ini
- sesering mungkin bagi yang sudah mederita pre kanker ataupun sudah ketahap lebih lanjut yaitu kanker.
Adapaun sekarang dilakukan kombinasi vaksinasi HPV dan screening ( pemeriksaan kanker) yang dapat memberikan manfaat yang besar dalam pencegahan penyakit ini. Vaksin HPV dapat berguna dan untuk mengurangi kejadian kanker serviks dan kondisi pra-kanker, khususnya pada kasus yang ringan.
Vaksin HPV yang terdiri dari 2 jenis ini dapat melindungi tubuh dalam melawan kanker yang disebabkan oleh HPV (tipe 16 dan 18). Salah satu vaksin dapat membantu menangkal timbulnya kutil di daerah genital yang diakibatkan oleh HPV 6 dan 11, juga HPV 16 dan 18. Manfaat tersebut telah diuji pada uji klinis tahap III dan harus dapat diwujudkan dalam waktu dekat. Keyakinan hasil uji klinis tahap III ini menunjukan bahwa vaksin-vaksin tersebut dapat membantu menangkal infeksi HPV dari tipe-tipe diatas dan mencegah lesi pra-kanker pada wanita yang belum terinfeksi HPV sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar