Sabtu, 20 Desember 2008

Spice Up Your Sex Life! Segarkan Kembali Kehidupan Seks Anda!

Seiring dengan perkembangan zaman, pengetahuan manusia semakin berkembang, termasuk pengetahuan akan variasi seksual demi mencapai kepuasaan optimal baik bagi dirinya maupun pasangannya. Banyak hal yang mendorong pasangan untuk melakukan variasi seksual, diantaranya untuk mengatasi kejenuhan, memenuhi rasa keingintahuan atau bahkan hanya ingin lebih memuaskan pasangannya saja.
Hal ini tentu lumrah untuk dilakukan, namun, akan lebih baik jika Anda mengetahui dengan benar kelebihan dan kekurangan variasi yang ada agar anda dapat memilih variasi seksual yang sesuai untuk anda dan pasangan anda sekaligus tetap melindungi anda serta pasangan anda.
Sebelum membahas lebih lanjut, kita harus tahu terlebih dahulu makna senggama atau yang lebih dikenal dengan istilah coitus dalam dunia kedokteran. Secara umum senggama adalah masuknya penis ke dalam vagina. Variasi seksual yang termasuk dalam pengertian ini antara lain :

* Missionary position. Posisi ini merupakan posisi yang paling banyak dilakukan. Dalam posisi ini wanita berbaring sedangkan pria berada di atas.

* Woman on top. Posisi wanita di atas pria ini lebih menguntungkan wanita, karena lebih bisa memegang kendali dengan mengatur arah dan kedalaman penetrasi lelaki.

* Doggy style. Pada posisi ini wanita berada pada posisi berlutut, bersandar dengan siku dan paha terangkat, sementara pria melakukan penetrasi dari belakang.

* Side by side. Kedua pasangan berbaring saling berhadapan dengan menempatkan satu kaki terhadap lainnya.

* Sitting. Wanita duduk di atas pangkuan pasangan pria dan melingkarkan kakinya ke pinggang. Kedua tangan wanita dilingkarkan pada leher pria atapun menjadi tumpuan di lantai.

* Standing. Posisi ini dilakukan dimana wanita berdiri dengan sedikit membungkuk di depan pria. Dan pria melakukan penetrasi dari belakang. Bisa juga pasangan wanita maupun lelaki berdiri sembari bersandar di dinding.

* Quickie Sex. Jika hubungan seksual dilakukan dalam rentang waktu tertentu, bisa dicoba variasi hubungan dengan rentang waktu yang relatif lebih cepat dari biasanya. Tentu harus didukung situasi tempat dan waktu saat melakukan.

Variasi-variasi seksual di atas tergolong sehat karena vagina memiliki fungsi dan mekanisme – mekanisme yang memang diperlukan untuk hubungan seksual. Maksudnya dinding vagina yang elastis dan dengan adanya cairan vagina yang berperan sebagai pelumas dan pembunuh kuman, resiko untuk terjadi luka saat melakukan variasi – variasi seksual seperti disebutkan di atas adalah minimal.
Akan tetapi, resiko infeksi tetap ada terutama penyakit menular seksual, sehingga kondom tetap perlu digunakan untuk mencegah penularan penyakit – penyakit tersebut. Keuntungan yang lain adalah baik anda maupun pasangan anda terutama wanita akan mencapai kepuasaan optimal, karena adanya klitoris yang berperan sama dengan gland penis dalam pencapaiann orgasme.
Di luar variasi seksual dalam pengertian senggama di disebutkan di atas, ada yang aman dan yang tidak aman dipandang dari segi kesehatan.
Adapun yang termasuk variasi seksual yang aman adalah oral seks. Oral seks atau hubungan seks oral bisa diartikan sebagai aktivitas seks yang menggunakan oral; bibir, rongga mulut dan lidah, sebagai stimulasi seks pada alat kelamin. Oral seks bisa dilakukan dari laki-laki kepada perempuan (cunnilingus) atau dari perempuan kepada laki-laki (fellatio). Pengertian oral sex bisa dilakukan saat foreplay dan afterplay. Saat foreplay, oral sex dilakukan untuk merangsang fisik, membangkitkan gairah dan pemanasan yang hangat, sehingga memperlancar jalannya hubungan seks dan memudahkan pencapaian puncak kenikmatan yang maksimal.

Dalam afterplay, seks oral umumnya lebih ditujukan secara psikis, artinya sebagai ungkapan pencurahan kasih sayang dan cinta Anda kepada pasangan. Hal ini penting agar pasangan merasa dicintai bukan hanya pada saat melakukan hubungan seks. Pada prinsipnya, oral seks ini aman selama rongga mulut maupun alat kelamin dalam keadaan bersih dan bebas infeksi. Hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah penularan penyakit menular seksual, bahkan apabila memungkinkan, senantiasa pakailah kondom.
Variasi seksual yang dipandang tidak aman dari segi kesehatan adalah anal seks. Anal seks adalah hubungan seksual dengan cara memasukkan penis ke dalam anus. Tindakan ini tidak aman karena anus merupakan tempat kotoran dan tidak dipersiapkan untuk hubungan seksual selayaknya vagina. Dinding anus tidak seelastis dan setebal vagina serta memilki banyak pembuluh darah, sehingga resiko untuk terjadi luka dan perdarahan sangat besar. Resiko terkena infeksi juga besar karena anus tidak memiliki sistem perlindungan seperti cairan pada vagina apalagi anus juga banyak mengandung kuman.

Dilihat dari manfaatnya, variasi-variasi seksual itu penting untuk dipraktekkan dalam hubungan untuk dalam menjaga keharmonisan pasangan dan menjauhkan rasa jemu untuk berhubungan seksual dengan pasangan. Sangat dianjurkan bagi para pasangan untuk memilih variasi seksual secara bijak sesuai dengan keinginan anda maupun pasangan anda, sehingga dapat tercapai kepuasan seksual bagi kedua belah pihak.

Bahayakah Seks Saat Hamil?

* Artikel ini tidak hanya khusus untuk ibu-ibu, apalagi ibu hamil. Para bapak juga perlu tahu*

Sebagian perempuan takut melakukan hubungan seksual saat hamil. Beberapa merasa gairah seksualnya menurun karena tubuh mereka melakukan banyak penyesuaian terhadap bentuk kehidupan baru yang berkembang di dalam rahim mereka. Sementara di saat yang sama, gairah yang timbul ternyata meningkat. Ini bukan kelainan seksual. Memang ada masanya ketika ibu hamil mengalami peningkatan gairah seksual.

Trimester pertama: Minat menurun Pada trimester (3 bulan) pertama, biasanya gairah seks menurun. Jangankan kepingin, bangun tidur saja sudah didera morning sickness, muntah, lemas, malas, segala hal yang bertolak belakang dengan semangat dan libido. Fluktuasi hormon, kelelahan, dan rasa mual dapat menghisap semua keinginan untuk melakukan hubungan seks.

Trimester kedua: Minat meningkat (kembali) Memasuki trimester kedua, umumnya libido timbul kembali. Tubuh sudah dapat menerima dan terbiasa dengan kondisi kehamilan sehingga ibu hamil dapat menikmati aktivitas dengan lebih leluasa daripada di trimester pertama. Kehamilan juga belum terlalu besar dan memberatkan seperti pada trimester ketiga. Mual, muntah, dan segala rasa tidak enak biasanya sudah jauh berkurang dan tubuh terasa lebih nyaman. Demikian pula untuk urusan ranjang. Ini akibat meningkatnya pengaliran darah ke organ-organ seksual dan payudara.

Trimester ketiga: Minat menurun lagi Libido dapat turun kembali ketika kehamilan memasuki trimester ketiga. Rasa nyaman sudah jauh berkurang. Pegal di punggung dan pinggul, tubuh bertambah berat dengan cepat, nafas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak dada dan lambung), dan kembali merasa mual, itulah beberapa penyebab menurunnya minat seksual. Tapi jika Anda termasuk yang tidak mengalami penurunan libido di trimester ketiga, itu adalah hal yang normal, apalagi jika Anda termasuk yang menikmati masa kehamilan. Anda juga termasuk beruntung karena tidak perlu tersiksa oleh kaki yang membengkak, sakit kepala, atau keharusan beristirahat total.

Selain hal fisik, turunnya libido juga berkaitan dengan kecemasan dan kekhawatiran yang meningkat menjelang persalinan. Pertanyaan yang paling umum adalah “apakah berhubungan seksual dapat membahayakan janin?”. Secara medis tidak ada sesuatu yang perlu dirisaukan jika kehamilan tidak disertai faktor penyulit, artinya kondisinya sehat-sehat saja. Yang termasuk faktor penyulit adalah ancaman keguguran, hipertensi, muntah-muntah yang berlebihan, atau kondisi kesehatan tertentu lainnya. Hal-hal yang dikhawatirkan dapat timbul karena melakukan hubungan seks terhadap kehamilan:

Keguguran

Banyak pasangan yang merasa khawatir bahwa seks selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran. Tapi sesungguhnya masalah sebenarnya bukan pada aktivitas seksual itu sendiri. Keguguran (early miscarriage) biasanya berhubungan dengan ketidaknormalan kromosom atau masalah lain yang dialami janin yang sedang berkembang. Bukan pada apa yang Anda lakukan atau tidak lakukan. Menyakiti janin Kontak seksual tidak akan menjangkau atau mengganggu janin yang terlindung oleh selaput dan cairan ketuban. Cairan ketuban adalah peredam kejut yang sangat baik sehingga gerakan saat senggama maupun kontraksi rahim saat orgasme akan teredam dan tidak mengganggu janin. Ejakulasi yang terjadi juga tidak akan membuat sperma menjangkau janin karena ada selaput ketuban yang melindungi. Penis pasangan Anda juga tidak akan menyentuh janin. Tetapi jika kenyamanan adalah masalahnya, tentu sebaiknya Anda membicarakan dengan pasangan Anda mengenai posisi pilihan.

Orgasme

Orgasme memicu kelahiran prematur karena orgasme dapat memicu kontraksi rahim. Namun kontraksi ini berbeda dengan kontraksi yang dirasakan menjelang saat melahirkan. Penelitian mengindikasikan bahwa jika Anda menjalani kehamilan yang normal, orgasme -dengan atau tanpa hubungan intim (yang berarti para lelaki tidak perlu melakukan penetrasi penis, cukup 'lainnya')- tidak memicu kelahiran prematur. Khawatir saja Jika Anda memiliki sindrom pra-menstruasi (PMS), besar kemungkinannya Anda akan mengalami mood swing yang lebih parah saat hamil. Ini tidak saja berpengaruh terhadap hasrat seksual, tapi juga kekhawatiran yang cenderung berlebihan pada dampaknya.

Perhatikan beberapa hal ini!! Jika Anda memilih seks oral, pastikan pasangan tidak meniupkan udara ke dalam vagina. Walaupun jarang, tapi masuknya udara ke dalam pembuluh darah (emboli) dapat berakibat fatal bagi Anda dan janin. Jadi sebaiknya dihindari sebisa mungkin. Hindari berbaring telentang selama berhubungan intim. Jika rahim (dan janin) menekan pembuluh darah utama di bagian belakang perut, Anda dapat merasa pusing (lightheaded) atau mual. Tapi jika anda tidak bermasalah dengan posisi ini, lakukan saja. Jika Anda memang sedang tidak ingin melakukan hubungan seksual, katakan apa adanya pada pasangan anda.

Cemas, tak nyaman, tidak tertarik sama sekali (no desire), atau tidak memungkinkan (harus menghindari) adalah beberapa alasan yang umum. Paparan pada penyakit menular seksual (PMS) selama kehamilan meningkatkan risiko infeksi yang dapat mempengaruhi kesehatan kehamilan dan janin. Jika Anda berganti pasangan seksual selama kehamilan, gunakan kondom saat berhubungan intim. Berkaitan dengan penyakit menular seksual: Safe sex is no sex. Keamanan 100% adalah ketika tidak berhubungan seksual. Ini tidak berarti bahwa suami-istri sebaiknya tidak berhubungan intim. Namun jika anda termasuk yang sering berganti-ganti pasangan seksual, camkan hal tersebut baik-baik.

Sebaiknya tidak berhubungan seks jika:

Placenta previa

Ini adalah keadaan dimana plasenta (sebagian atau seluruhnya) berada di bagian bawah rahim, menutupi mulut/jalan keluar janin. Plasenta normalnya terletak di atas rahim. Jika penetrasi menekan mulut rahim, dikhawatirkan akan terjadi perdarahan. Kelahiran prematur Ibu hamil dapat diduga mengalami kelahiran prematur jika mulai mengalami kontraksi reguler sebelum usia kehamilan 37 minggu yang menyebabkan mulut rahim mulai membuka.

Orgasme dikhawatirkan akan memicu kontraksi. Selain itu, paparan terhadap hormon prostaglandin di dalam semen (cairan sperma) juga dapat memicu kontraksi, yang walaupun tidak berbahaya bagi kehamilan normal, harus diwaspadai jika Anda memiliki risiko melahirkan (janin) prematur. Jika tetap memilih berhubungan seks, keluarkan sperma di luar vagina. Perdarahan (flek/vaginal bleeding) Perdarahan dapat dikaitkan dengan tanda-tanda keguguran. Sebaiknya hubungan seksual dihindari jika ada kasus perdarahan. Kecuali jika dokter Anda menyatakan bahwa flek yang anda alami adalah gejala normal yang kadang terjadi, tergantung usia kehamilan, kondisi janin, volume dan rupa flek, dan kondisi Anda sendiri.

Mulut rahim (cervix) lemah

Jika mulut rahim mulai membuka secara prematur, seks dapat meningkatkan risiko infeksi. Janin kembar Jika anda mengandung janin kembar, dokter/bidan mungkin menganjurkan untuk menghindari berhubungan intim saat kehamilan memasuki trimester tiga, walaupun hingga saat ini belum ditemukan ada hubungannya antara seks dengan kelahiran kembar prematur.

Tidak ada patokan yang ketat tentang batas seberapa sering hubungan seksual dapat dilakukan selama kehamilan. Sepanjang kondisi kehamilan Anda baik-baik saja, berapakalipun tidak masalah. Walaupun demikian, ada baiknya Anda memperhitungkan dampaknya agar tidak terlalu letih. Setelah melahirkan, kapan mulai berhubungan seks lagi? Tubuh Anda memerlukan waktu untuk pulih ke keadaan normal seperti sebelum hamil, baik melahirkan melalui vagina atau dengan operasi caesar.

Banyak dokter menyarankan untuk menunggu setidaknya 6 minggu sebelum mulai berhubungan intim atau selesai masa nifas. Periode ini memberi waktu bagi mulut rahim untuk kembali menutup dan bagi jahitan/luka untuk sembuh. Ketika Anda merasa siap untuk kembali berhubungan intim, mulailah perlahan. Gunakan metode yang dapat diandalkan sebagai alat kontrasepsi. Menyusui secara eksklusif (dianjurkan selama 6 bulan) akan memberi Anda perlindungan optimal. Walaupun 6 minggu telah terlewati, jika tubuh Anda merasa belum siap, jangan memaksakan diri. Pasangan Anda adalah orang yang paling patut untuk mengerti dan berempati atas kondisi yang sedang Anda alami.

Gaya Bercinta Dapat Tentukan Jenis Kelamin Anak Anda?

Banyak mitos tentang seks dan kehamilan yang berkembang di masyarakat dan bahkan seringkali dianggap sebagai kebenaran. Karena dianggap benar maka perilaku seksual juga dipengaruhi dan mengikuti informasi yang salah sesuai dengan mitos itu. Salah satu mitos yang sering beredar adalah yang mengaitkan posisi hubungan seksual dengan jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan. Konon kalau posisi lelaki ketika melakukan hubungan seksual dimulai dari kiri dan diakhiri di sebelah kanan, maka bayi laki-laki yang akan dilahirkan. Sebaliknya, bila hubungan seksual dimulai dari sisi kanan dan diakhiri di sisi kiri, maka bayi perempuan yang akan dilahirkan. Tentu saja informasi ini salah dan tidak benar. Masih banyak mitos lainnya, misalnya jenis kelamin anak pertama tergantung pada siapa yang jatuh cinta lebih dulu. Bila si ayah yang duluan jatuh cinta pada ibu maka pasangan tersebut akan dikaruniai anak laki-laki. Mitos tersebut terdengar lucu, tapi itulah mitos-mitos yang berkembang tentang cara mendapatkan anak dengan jenis kelamin yang kita inginkan. Sebenarnya yang paling menentukan dalam penentuan jenis kelamin anak adalah sperma dari pria. Sperma pria mengandung kromosom X dan kromosom Y, sedangkan sel telur wanita hanya mengandung kromosom X. Jadi untuk mendapatkan anak laki-laki, diperlukan pasangan kromosom X dan Y, sedangkan untuk mendapatkan anak perempuan dibutuhkan kromosom X dan X.

Sperma X berukuran lebih besar dan mempunyai daya hidup yang lebih lama (5-6 hari), namun bergerak lebih lambat. Sedangkan sperma Y berukuran lebih kecil, lebih cepat mati, namun bergerak lebih cepat. Jadi pada dasarnya, untuk mendapatkan anak perempuan lakukan posisi hubungan seks yang dapat memperlambat sperma masuk ke rahim dan saluran telur sedangkan untuk mendapatkan anak laki-laki, hubungan seks diarahkan agar penis mencapai vagina secara penuh dimana posisi tersebut dapat mempercepat masuknya sperma ke dalam vagina, rahim, dan saluran telur sehingga sperma Y akan melewati lingkungan asam di vagina dan dapat secara cepat mencapai sel telur. Perlu diketahui, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kelahiran anak dengan jenis kelamin laki-laki memiliki kemungkinan yang lebih tinggi, yaitu mencapai 51%.

Ada beberapa metode ilmiah yang bisa kita terapkan untuk mendapatkan jenis kelamin anak sesuai dengan yang kita inginkan.

Teori Akihito

Teori ini menegaskan pada kapan waktu berhubungan seksual. Hasil penelitian menunjukkan masing-masing kromosom memiliki karakter sendiri-sendiri. Sperma Y berbentuk bundar, ukurannya lebih kecil atau sekitar sepertiga kromosom X, bersinar terang, jalannya lebih cepat, dan usianya lebih pendek serta kurang tahan dalam suasana asam. Sedangkan sperma X ukurannya lebih besar, berjalan lamban, bentuknya lebih panjang, dan dapat bertahan hidup lebih lama serta lebih tahan suasana asam. Dari data itu bisa disimpulkan jika ingin memperoleh anak laki-laki maka hubungan intim harus dilakukan bertepatan atau segera setelah terjadi ovulasi (saat keluarnya sel telur dari indung telur atau masa subur). Dengan begitu, sperma Y yang masuk ke dalam rahim dapat langsung membuahi sel telur. Sedangkan untuk mendapatkan anak perempuan, hubungan intim sebaiknya dilakukan sebelum ovulasi terjadi. Misalnya, ovulasi diperkirakan terjadi pada tanggal 10. Oleh karena itu, hubungan intim sebaiknya dilakukan 3 hari sebelumnya, sehingga pada saat ovulasi terjadi tinggal sperma X yang masih hidup dan membuahi sel telur. Metode ini memang tidak praktis karena pasangan harus tahu saat tepat berlangsungnya ovulasi. Padahal untuk mengetahui hal itu seorang wanita harus mengukur suhu tubuhnya selama 3 bulan berturut-turut. Proses pengukurannya pun tidak boleh salah, yakni dengan meletakkan termometer khusus di mulut setiap pagi sebelum turun dari tempat tidur. Hasil pengukuran itu dicatat dalam sebuah tabel. Bila suatu hari, suhu tubuh menunjukkan peningkatan, berarti saat itulah ovulasi sedang terjadi.
Sayangnya, bagi wanita yang siklus haidnya tidak teratur, hal ini tentu sulit dilakukan. Keakuratan metode ini juga rendah karena biar bagaimana pun kita tidak tahu apakah sperma X atau Y yang berhasil membuahi sel telur. Selain cara medis diatas, ada beberapa cara praktis yang diyakini dapat membuat pasangan memperoleh anak dengan jenis kelamin yang diidam-idamkan.

(MENDAPATKAN ANAK LAKI-LAKI)
* Membilas Vagina dengan Air + Soda
Larutan untuk membilas dibuat dari campuran 1 gelas air + 2 sendok makan garam soda (natrium bikarbonat soda). Mengapa harus dibilas seperti itu? Seperti sudah disebutkan, kromosom X bersifat lebih tahan asam sedangan kromosom Y bersifat kurang tahan asam serta jalannya lebih cepat. Nah, pembilasan vagina dengan larutan garam soda (bersifat basa) bertujuan menurunkan kadar keasaman vagina, sehingga sperma Y lebih terjamin hidupnya dan bisa melewati liang vagina menuju rahim untuk membuahi sel telur.

* Istri Orgasme Lebih Dulu

Biarkan istri mencapai orgasme lebih dahulu baru disusul suami. Cairan yang dihasilkan saat wanita mengalami orgasme akan lebih mendukung pergerakan sperma Y untuk lebih cepat sampai ke sel telur. Semakin cepat sampai akan semakin baik, karena usia sperma Y lebih pendek.



* Posisi Knee-Chest

Ada posisi yang diduga bisa membuat sperma Y meluncur cepat melalui liang vagina, rahim, dan sampai ke sel telur, yaitu posisi knee-chest. Posisi dimana suami bersetubuh dengan istri dari belakang ini disebut juga doggie style. * Penetrasi Dalam

Semakin dalam penetrasi, maka semakin dekat jarak yang ditempuh sperma menuju sel telur. Bila suami bisa menekan sedalam-dalamnya saat ejakulasi berlangsung, hal ini bisa meningkatkan kemungkinan mendapat anak laki-laki.

* "Puasa" Sementara

Untuk meningkatkan kuantitas volume spermanya, suami dianjurkan menabung spermanya atau tidak melakukan ejakulasi sekitar 7-8 hari. Dengan jumlah sperma yang lebih banyak per mililiternya, kemungkinan mendapatkan anak laki-laki juga meningkat.

Puasa seks juga bertujuan menghindari kemungkinan tertinggalnya sperma X dari hubungan intim yang dilakukan beberapa hari sebelum masa ovulasi. Bila ada sperma X tertinggal dalam organ reproduksi wanita, begitu tiba masa ovulasi, ia dapat langsung membuahi sel telur. Berarti anak perempuanlah yang akan didapat. Sedangkan jika dalam seminggu sebelumnya puasa seks dijalankan, maka sperma Y memiliki kesempatan yang besar untuk membuahi sel telur.



(MEMPEROLEH ANAK PEREMPUAN)

* Membasuh Vagina dengan Air + Cuka Untuk meningkatkan kadar keasaman vagina, basuhlah daerah itu dengan 1 gelas air yang sudah dicampur 2 sendok makan asam cuka. Lingkungan vagina bersuasana asam diharapkan dapat mematikan sperma Y sehingga sperma X selamat sampai tujuan. Volume sperma X yang banyak dapat meningkatkan kemungkinan mendapatkan anak perempuan.

* Hindari Orgasme

Saat melakukan hubungan intim, usahakan agar ejakulasi terjadi sebelum istri mencapai orgasme. Tanpa orgasme, sekresi alkalis (pengeluaran substansi yang membuat daerah vagina bersifat basa) tidak terjadi dan ini akan membuat sperma Y mati sehingga menguntungkan sperma X yang punya daya tahan lebih baik.

* Posisi Muka Bertemu Muka

Hubungan intim dengan posisi saling berhadapan, istri di bawah dan suami di atas sebetulnya membuat sperma tidak bisa langsung menerobos ke mulut serviks (leher rahim). Dengan begitu waktu yang dibutuhkan sperma pun akan lebih lama dan hal ini lebih menguntungkan sperma X.

* Penetrasi Pendek

Penetrasi pendek dilakukan dengan cara mengangkat penis hingga ke ujung vagina saat suami mengalami ejakulasi. Tindakan ini berarti memperpanjang jarak sperma ke sel telur yang diduga akan menambah persentase kesempatan sperma X mengingat daya tahannya yang lebih kuat dari sperma Y.

* Seks Teratur

Dengan seks teratur, volume sperma yang keluar otomatis lebih sedikit karena tidak ada sperma yang ditabung. Hal ini diyakini akan meningkatkan kemungkinan mendapatkan anak perempuan. Kenapa? Sebelum mencapai sel telur, sperma harus melalui perjalanan berat. Sebagian sel sperma akan mati di perjalanan, terutama sperma Y yang berumur pendek. Akhirnya semakin lama jumlahnya akan semakin sedikit. Nah, untuk mendapatkan volume sperma yang sedikit, hubungan intim sebaiknya dilakukan setelah haid, setiap 2 hari sekali hingga 2-3 hari menjelang ovulasi. Dengan begitu, sperma X yang tahan lebih lama mungkin saja banyak yang masih tertinggal dan akan membuahi sel telur begitu ovulasi terjadi. Hal yang perlu diketahui adalah semua metode hanya dapat meningkatkan persentase keberhasilan. Tidak ada yang bisa menjamin 100 % bahwa nanti yang keluar pasti bayi laki-laki atau bayi perempuan.Selamat mencoba!

Cegah Toxoplasma Sebelum Dia Menyerang Anda dan Bayi Anda!

Anda merencanakan hamil atau sedang hamil? Lebih baik Anda waspada terhadap parasit yang satu ini. Parasit ini bernama Toxoplasma gondii dan menimbulkan penyakit yang diberi nama Toxoplasmosis. Sebenarnya penyakit ini dapat menyerang siapa saja baik pria maupun wanita termasuk wanita hamil ataupun tidak.
Parasit ini biasanya menggunakan hewan kucing sebagai inang utamanya (hospes definitif) di samping hewan-hewan lain yang mungkin juga terinfeksi seperti burung dan ikan. Secara geografis, umumnya infeksi terjadi pada daerah beriklim hangat dan jarang jarang pada beriklim dingin atau pegunungan. Selain itu kebiasaan makan daging setengah matang juga meningkatkan angka terjadinya infeksi ini.
Kontaminasi Parasit
Toxoplasma dapat masuk ke dalam tubuh Anda dalam berbagai cara. Pertama, secara tidak sengaja menelan tinja kucing yang di dalamnya terdapat telur toxoplasma. Cara ini banyak tidak Anda sadari, misalnya menyetuh mulut dengan tangan yang telah terkontaminasi seperti sehabis berkebun, membersihkan tempat makan kucing atau barang-barang lain yang sudah terkontaminasi.
Kedua, parasit ini juga dapat masuk jika Anda mengkonsumsi daging hewan yang terlah terkontaminasi dan tidak dimasak secara matang. Bentuk kista dari parasit ini dapat masuk bersama daging hewan tadi. Ketiga, cara masuk yang lain mungkin lewat air yang telah terkontaminasi. Dan yang jarang, jika Anda menerima transpantasi organ atau transfusi darah dari donor yang telah terkontaminasi.
Umumnya Tidak Menimbulkan Gejala
Bentuk penyakit yang ditimbulkan akan berbeda jika Anda dalam keadaan sehat dengan hamil atau jika Anda menderita kekurangan sistem daya tahan tubuh (imunitas). Jika dalam keadaan sehat, umumnya penyakit ini tidak menimbulkan gejala apa-apa atau menyerupai sakit influenza biasanya disertai pembesaran kelenjar getah bening regional yang nyeri. Gejala yang berat mungkin terjadi seperti kerusakan otak dan mata yang terutama terjadi pada penderita kekurangan daya tahan tubuh seperti HIV/AIDS.
Pada Bayi yang Dikandung
Yang penting adalah jika parasit ini menyerang ibu yang hamil. Hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia, ditemukan lebih dari 80% positif terhadap toxoplasma pada placenta bayi yang mengalami keguguran. Hasil yang cukup menunjukan hubungan antara infeksi toxoplasma dan keguguran .
Janin yang terserang toxoplasma kemungkinan akan mengalami keguguran, janin mati, pertumbuhan janin terhambat, bayi lahir prematur, hidrosefalus, mikro-oftalmia (ukuran mata yang kecil), choriorenitis (radang pada retina mata), kebutaan, tuli, lesi otak, serta kerusakan organ yang luas. Berat ringannya gejala tergantung dari kapan ibu hamil terinfeksi. Jika terjadi pada trisemester pertama, kemungkinannya 15-20% , pada trisemester kedua kemungkinannya 25-30%, sedangkan pada trisemester ketiga kemungkinannya 60% bayi akan ikut terinfeksi bersamaan dengan ibunya.
Namun demikian semakin muda usia kehamilan, semakin berat gejala yang akan dialami janin karena pada awal kehamilan terjadi pembentukan organ yang dilanjutkan dengan pematangan organ sampai bayi tersebut lahir. Tetapi 90% dari bayi yang terinfeksi tidak menimbulkan gejala apa-apa (asimptomatik) pada saat bayi itu dilahirkan. Gejala baru timbul beberapa bulan bahkan tahun setelah bayi dilahirkan.
Siapa yang Beresiko
Jika Anda sebelum mengandung sudah pernah terkena penyakit ini, tubuh Anda akan membentuk yang namanya antibodi. Antibodi ini akan melindungi Anda dan bayi Anda dari serangan toxoplasma yang berikutnya sekalipun pada saat hamil.
Namun demikian, hal ini hanya akan menurunkan faktor resiko Anda untuk terjangkit kembali bukan melindungi Anda 100%. Maka dari itu, tetaplah Anda harus waspada terhadap parasit ini. Anda diperbolehkan untuk hamil kembali, jika infeksi tersebut sembuh minimal 6 bulan sebelum Anda merencanakan untuk hamil kembali.
Jadi, salah satu yang beresiko terkena toxoplasma berat yang mengganggu janin adalah ibu-ibu hamil yang baru pertama kali terjangkit toxoplasma. Di dalam tubuh ibu ini belum terdapat antibodi. Selain itu, orang-orang dengan sistem imunitas yang rendah seperti pada penderita AIDS, penerima kemoterapi, penerima transplantasi organ sangat beresiko untuk menderita toxoplasma berat.
Apakah saya terinfeksi?
Jika Anda baru akan hamil, ahli kesehatan Anda dapat menyarankan Anda untuk melakukan tes pre-marital (uji sebelum menikah) yang salah satunya adalah uji TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes). Dalam hal toxoplasma yang diperiksa adalah kadar (titer) antibodi tubuh Anda terhadap Toxoplasma. Jika terbukti di dalam tubuh Anda terdapat titer antibodi yang memadai, seperti yang telah disebut di atas, akan menurunkan faktor resiko terkena toxoplasma berat.
Jika Anda sudah hamil, tes titer antibodi ini pun dapat dilakukan. Dengan tes ini dapat diperkirakan waktu Anda terinfeksi, apakah Anda sudah terkena sejak sebelum masa kehamilan atau baru terjadi pada saat kehamilan. Selain itu uji mikroskopis juga dapat dilakukan untuk menemukan parasit tersebut dalam darah. Jika memungkinkan uji DNA toxoplasma pun dapat menjadi pilihan.
Tes ini berguna karena jika hasilnya mencurigakan, ahli kesehatan Anda dapat melaksanakan pemeriksaan lanjutan yang menunjang seperti USG, amniocentesis (pengambilan contoh air ketuban) sehingga tindakan serta medikasi yang diberikan dapat sesuai. Tentunya hal ini akan mencegah hal-hal yang lebih buruk akan terjadi.
Cegahlah
Apa yang dapat Anda lakukan untuk mencegah masuknya parasit ini dalam tubuh Anda, berikut uraiannya:
  • Hindari mengkonsumsi daging mentah atau setengah matang, serta buah dan sayuran yang belum dicuci.
  • Hindari mengosok mata atau menyentuh muka ketika sedang menyiapkan makanan.
  • Cuci alas memotong, piring, serta alat memasak lainnya dengan air panas dan berbusa setelah kontak dengan daging mentah.
  • Masak air sampai mendidih serta hindari meminum susu yang belum di pasteurisasi.
  • Sedapat mungkin kendalikan serangga-serangga yang dapat menyebarkan kotoran kucing seperti, lalat dan kecoa.
  • Jika Anda memiliki hewan peliharaan kucing, jangan biarkan Anda berkeliaran di luar rumah yang memperbesar kemungkinan kontak dengan toxoplasma.
  • Mintalah anggota keluarga lain untuk membantu Anda membersihkan kucing Anda termasuk memandikannya, mencuci kandang, tempat makannya.
  • Beri makan kucing Anda dengan makananan yang sudah dimasak dengan baik.
  • Lakukan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan kucing Anda.
  • Gunakan sarung tangan plastik ketika Anda harus membersihkan kotoran kucing, sebaiknya dihindari.
  • Cuci tangan sebelum makan dan setelah berkontak dengan daging mentah, tanah atau kucing.
  • Gunakan sarung tangan plastik jika Anda berkebun terutama jika terdapat luka pada tangan Anda.
Namun demikian, tidak semua kucing berpotensi menularkan toxoplasma, tapi hanya kucing atau hewan lain yang menderita toxoplasma yang menjadi sumber penyakit. Bergaul, memelihara dan memiliki kucing yang sehat tidak akan menyebabkan sakit. Cegahlah penyakit ini dengan dini sehingga bayi Anda dapat lahir dengan selamat.

Bahayanya Sectio Caesar

Menjadi ibu…tentu ini merupakan hal luar biasa yang dapat terjadi pada seorang wanita dan mungkin menjadi impian bagi setiap wanita yang telah berumah tangga. Akan tetapi, banyak wanita merasa khawatir akan sakit yang timbul pada saat proses melahirkan sehingga banyak yang memilih alternatif lain dalam proses melahirkan yaitu operasi caesar atau sectio caesar. Benarkah sectio caesar adalah pilihan terbaik untuk proses melahirkan??

Sectio caesaria adalah proses persalinan yang dilakukan dengan cara mengiris perut hingga rahim seorang ibu untuk mengeluarkan bayi. Operasi ini dilakukan ketika proses persalinan normal melalui 'jalan lahir' tidak memungkinkan karena komplikasi medis. Operasi ini biasanya dilakukan oleh tim yang melibatkan spesialis kandungan, spesialis anak, spesialis anestesi, dan bidan.

Dalam Operasi Caesar, ada tujuh lapisan yang diiris pisau bedah, yaitu lapisan kulit, lapisan lemak, sarung otot, otot perut, lapisan dalam perut, lapisan luar rahim, dan rahim. Setelah bayi dikeluarkan, lapisan itu kemudian dijahit lagi satu per satu, sehingga jahitannya berlapis-lapis.
Melihat proses diatas, maka dapat disimpulkan bahwa melahirkan dengan operasi tentu memiliki resiko lebih tinggi dibanding melahirkan secara alamiah. Dengan demikian, akan lebih bijak bila dalam mengambil keputusan untuk tindakan operasi, memang berdasarkan indikasi medis dan sudah tidak dapat dilakukan upaya lain.

Berikut ini beberapa hal yang menjadi indikasi dalam mengambil tindakan sectio caesar :

  1. panggul sempit absolut, dimana panggul ibu memiliki ukuran lebih sempit dibanding normalnya (diameter diagonalisnya <>
  2. adanya hambatan dalam jalan lahir, misalnya : tumor pada jalan lahir, mioma serviks, kista ovarium pada cavum Douglassi, stenosis vagina atau leher rahim, dll.
  3. plasenta previa yaitu ari-ari yang menutupi jalan lahir, dimana normalnya terletak di dinding rahim.
  4. disporposi sepalo pelvik yaitu ketidaksesuaian antara ukuran panggul ibu dengan kepala bayi, dimana ukuran panggul ibu lebih kecil dibanding kepala bayi.
  5. gawat janin, dimana karena hal-hal tertentu terjadi penurunan kondisi umum bayi hingga ke keadaan darurat janin.
  6. ruptura uteri iminen yaitu suatu keadaan dimana terjadi ruptura (pecahnya) dinding rahim secara tiba-tiba.
  7. kepala bayi lebih besar dari normalnya, misalnya pada bayi hidrosephalus.
  8. ibu hamil menderita hipertensi, herpes genital, atau HIV-AIDS.
  9. tali pusar bayi terputus atau melilit bayi sehingga terjadi gawat janin.
  10. Letak bayi melintang atau sungsang.
  11. Proses persalinan normal berlangsung lama sehingga terjadi kelelahan persalinan atau terjadi kegagalan persalinan normal (dystosia).
  12. punya riwayat sectio caesar sebelumnya, yang sesuai dengan indikasi medis.

Tindakan sectio caesar ini memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Keuntungannya antara lain adalah proses melahirkan memakan waktu yang lebih singkat, rasa sakit minimal, dan tidak mengganggu atau melukai “jalan lahir”.

Sedangkan kerugian tindakan ini dapat menimpa baik ibu maupun bayi yang dikandungnya. Kerugian yang dapat menimpa ibu antara lain :

1. Risiko kematian empat kali lebih besar dibanding persalinan normal.

2. Darah yang dikeluarkan dua kali lipat dibanding persalinan normal.

3. Rasa nyeri dan penyembuhan luka pascaoperasi lebih lama dibandingkan persalinan normal.

4. Jahitan bekas operasi berisiko terkena infeksi sebab jahitan itu berlapis-lapis dan proses keringnya bisa tidak merata.

5. Perlekatan organ bagian dalam karena noda darah tak bersih.

6. Kehamilan dibatasi dua tahun setelah operasi.

7. Harus dicaesar lagi saat melahirkan kedua dan seterusnya.

8. Pembuluh darah dan kandung kemih tersayat pisau bedah.

9. Air ketuban masuk pembuluh darah yang bisa mengakibatkan kematian mendadak saat mencapai paru-paru dan jantung.

Sedangkan kerugian yang dapat menimpa bayi antara lain :

1. Risiko kematian 2-3 kali lebih besar dibandingkan dengan bayi yang lahir melalui proses persalinan biasa.

2. Cenderung mengalami sesak napas karena karena cairan dalam paru-parunya tidak keluar. Pada bayi yang lahir normal, cairan itu keluar saat terjadi tekanan.

3. Sering mengantuk karena obat penangkal nyeri yang diberikan kepada sang ibu juga mengenai bayi.

Melihat risiko-risiko diatas, tentu akan lebih bijaksana bagi seorang ibu untuk tidak memilih melakukan tindakan operasi bila dapat melahirkan secara alamiah, hanya karena khawatir akan sakit saat proses melahirkan. Perlu diingat bahwa tindakan sectio caesar harus menjadi pilihan terakhir dalam memutuskan proses melahirkan yang akan dilakukan. Pemeriksaan dini dan teratur dalam masa kehamilan akan sangat membantu dalam mempersiapkan proses melahirkan yang aman dan nyaman bagi sang ibu.

Jumat, 19 Desember 2008

ASUPAN GIZI UNTUK IBU HAMIL

Kehamilan adalah suatu keadaan yang istimewa bagi seorang wanita sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik yang mempengaruhi kehidupannya. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu.

Ada 3 trimester kehamilan :
Masa kehamilan trimester I : 0-12 minggu
Masa kehamilan trimester II :13-27 minggu
Masa kehamilan trimester III : 28-40 minggu

Kebutuhan zat gizi selama kehamilan

Tujuan penatalaksanaan gizi pada wanita hamil adalah untuk mencapai status gizi ibu yang optimal sehingga ibu menjalani kehamilan dengan aman, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik.

Trimester I :

Pada awal kehamilan (trimester I) mual dan muntah sering dialami wanita atau disebut morning sickness. Mual dan muntah pada awal kehamilan berhubungan dengan perubahan kadar hormonal pada tubuh wanita hamil. Pada saat hamil terjadi kenaikan kadar hormone chorionic gonadotropin (HCG) yang berasal dari plasenta. HCG meningkat produksinya pada tiga bulan pertama kehamilan dan turun kembali setelah bulan keempat, sehingga pada kehamilan memasuki bulan keempat rasa mual sudah mulai berkurang.

Mual dan muntah yang berlebihan pada kehamilan trimester I disebut hiperemesis gravidarum. Tanda-tanda hiperemesis gravidarum adalah berat badan turun 2,5-5 kg atau lebih, tidak dapat menelan makanan atau minuman selama 24 jam, air kencing berwarna gelap/ pekat, muntah sering (setiap jam atau lebih), mual hebat sehingga selalu muntah saat makan. Bahaya hiperemes gravidarum adalah terjadi dehidrasi dan kekurangan asupan nutrisi, perlu perawatan di RS untuk mendapat parenteral nutrisi selama beberapa hari sampai gejala mereda.

Pada kehamilan trimester I biasanya terjadi peningkatan berat badan yang tidak berarti yaitu sekitar 1-2 kg. Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. WHO menganjurkan penambahan energi 10 kkal untuk trimester I.

Trimester II & III
Penambahan berat badan yang ideal selama kehamilan trimester 2 & 3

IMT (kg/m2) Total kenaikan berat badan selama trimester
Yg disarankan 2 & 3

Kurus (IMT<18,5)>

Normal (IMT 18,5-22,9) 11,3-15,9 kg 0,4 kg/minggu

Overweight(IMT23-29,9) 6,8-11,3 kg 0,3 kg/minggu

Obesitas(IMT>30) 0,2 kg/minggu

Bayi kembar 15,9-20,4 kg 0,7 kg/minggu

Perencanaan gizi untuk wanita hamil sebaiknya mengacu pada RDA (Recommended Daily Allowance atau Asupan Harian yang Dianjurkan). Dibandingkan ibu yang tidak hamil, kebutuhan ibu hamil akan protein meningkat sampai 68%, asam folat 100%, kalsium 50% dan zat besi 200-300%. Bahan makanan yang dianjurkan harus meliputi enam kelompok yaitu makanan yang mengandung protein (hewani & nabati), susu dan olahannya, roti & biji-bijian, buah & sayuran yang kaya akan vitamin C, sayuran berwarna hijau tua, buah & sayuran lain.

Energi
Jumlah asupan energi merupakan factor gizi yang paling penting pada ibu hamil jika dikaitkan dengan berat badan bayi rendah. Banyaknya energi yang harus disiapkan hingga berakhirnya kehamilan adalah 80.000 kalori. (Nasional Academy of Sciences, 1980) atau kira-kira 300 kalori tiap hari diatas kebutuhan wanita tidak hamil. Nilai ini dihitung berdasarkan kesetaraan dengan protein dan lemak yang tertimbun untuk pertumbuhan janin dan keperluan ibu.

Kebutuhan energi trimester 2 & 3 meningkat sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester 2 diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu, yaitu penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara, serta penumpukan lemak. Sepanjang trimester 3, energi tambahan dipergunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta.

Protein
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V 1993 menganjurkan penambahan 12 gram / hari. Dengan demikian asupan protein dapat mencapai 75-100 gram atau sekitar 1,3 gram/kg BB/hari.

Zat besi
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil meningkat 200-300 %, untuk pembentukan plasenta & sel-sel darah merah janin.

Calsium
Anjuran kalsium 1200 mg/hari bagi wanita hamil yang berusia diatas 25 tahun, sumber calsium adalah susu, putih telur, sayuran hijau. Selain calsium, Vitamin D, Vitamin C, Vitamin B komplek juga diperlukan untuk wanita hamil.

Contoh Menu Makanan untuk ibu hamil

Sarapan pagi
2 lembar roti gandum
1 gelas (200 ml) susu calsium
1 butir telur rebus

Selingan : buah papaya 150 gram

Makan siang
Nasi putih 8 SM
Ayam bakar 1 potong
Tahu 2 potong sedang
Tempe 2 potong
Sayuran rebus sesuka

Selingan : buah melon 150 gram
Pudding 2 potong

Makan malam
Nasi putih 8 SM
Sup jagung ayam
Tumis Brokoli
Sapi lada hitam

Sebelum tidur : susu calsium 1 gelas

BAYI TABUNG-CARA MAHAL PUNYA ANAK?

Memperoleh keturunan adalah dambaan setiap pasangan suami istri tetapi bila segala cara telah dilakukan dan masih juga belum membuahkan hasil, maka ada metode lain sebagai “jalan terakhir memperoleh anak”. Metode yang dimaksud adalah melalui Bayi tabung.

Bayi tabung atau fertilisasi (pembuahan) in vitro adalah suatu teknik pembuahan dimana sel telur (ovum) dibuahi di luar tubuh wanita. Proses pembuahan dilakukan dalam sebuah tempat khusus sejenis tabung atau cawan petri berisi medium kultur. Tabung tersebut dikondisikan sedemikian rupa sehingga menyerupai tempat pembuahan yang asli yaitu rahim wanita. Prinsip bayi tabung sebenarnya tak serumit yang dibayangkan. Tim dokter hanya membantu mempertemukan sel telur dari sang ibu dan sel sperma dari sang ayah agar terjadi pembuahan.

Prosesnya mula-mula dengan melakukan pengambilan sel telur dari wanita yang baru saja mengalami ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur) dengan menggunakan suatu alat khusus Kemudian sel telur yang diambil tadi dibuahi dengan sperma yang sudah dipersiapkan dalam tabung yang suasananya dibuat persis seperti dalam rahim. Hasil pembuahan dipelihara beberapa saat dalam tabung tersebut sampai pada suatu saat tertentu akan “ditanam” kembali ke dalam rahim wanita tersebut. Selanjutnya diharapkan embrio akan tumbuh sebagaimana layaknya di dalam rahim wanita dan wanita tersebut akan mengalami kehamilan dan perkembangan selama kehamilan seperti biasa. Ada dua metode dalam proses bayi tabung, yaitu konvensional dan injeksi sperma intra sitoplasma (Intra Cytoplasmic Sperm Injection/ICSI). Dua metode ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan yang berbeda.

Metode konvensional dilakukan jika berdasarkan pertimbangan medis, sel sperma masih dapat berenang dan membuahi sendiri sel telur. Pada teknik ini pertama dilakukan perangsangan indung telur (superovulasi). Perangsangan berlangsung 5-6 minggu sampai sel telur dianggap cukup matang untuk "dipetik". Selanjutnya, sel telur diambil dengan tuntunan alat ultrasonografi melalui vagina. Ketika sel telur tersebut disimpan dalam inkubator, sperma dikeluarkan, dibersihkan, lalu diambil sekitar 50.000 - 100.000 sperma. Sperma tersebut disebarkan di sekitar sel telur dalam sebuah wadah khusus. Dari sinilah kemungkinan nama bayi tabung berasal, karena pembuahan berlangsung dalam sebuah tabung.

Sel telur yang telah dibuahi, ditandai dengan adanya dua sel inti, segera membelah menjadi embrio. Maksimal empat embrio yang berkembang ditanamkan ke rahim. Proses selanjutnya tak jauh berbeda dengan kehamilan biasa. Tingkat keberhasilan metode ini sekitar 15% dan jika pertimbangan teknis maupun fisiologis tak memungkinkan metode konvensional maka metode ICSI adalah pilihan terakhir.Berbeda cara konvensional, pada ICSI hanya dibutuhkan satu sperma dengan kualitas terbaik. Sperma "jagoan" itu, melalui pipet khusus, akan disuntikkan ke dalam satu sel telur yang juga terbaik. Metode ini umumnya dilakukan terhadap sperma bermasalah, misalnya jika jumlah sperma motil setelah preparasi kurang dari normal (500.000 buah). Sel telur dibuahi oleh satu sel sperma yang disuntikkan oleh jarum khusus. Sel sperma tak perlu bersusah payah berenang menembus dinding sel telur. Setelah pembuahan terjadi dan embrio terbentuk, dilakukan "penanaman" dalam rahim. Dengan teknik ini, keberhasilan bayi tabung meningkat menjadi 30 - 40%, terutama pada pasangan usia subur.

 Masalah biaya, penggunaan metode ICSI cenderung sedikit lebih mahal dibandingkan metode konvensional.Program bayi tabung ini memang relatif mahal. Selain membutuhkan peralatan berteknologi tinggi, harga obat-obat stimulasinya juga bisa mencapai Rp 18-20 jutaan. Karena belum diproduksi di dalam negeri, obat-obatan tersebut semuanya harus didatangkan dari luar negeri. Biaya program bayi tabung ini berkisar antara Rp 30-50 juta. Beberapa rumah sakit di Indonesia yang telah berhasil dengan program ini diantaranya RS Anak & Bersalin Harapan Kita Jakarta, RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta, RS Hasan Sadikin Bandung, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.

Pasangan suami istri yang berminat mengikuti program bayi tabung ini harus memenuhi beberapa persyaratan. Antara lain, mereka adalah pasangan suami istri sah, sudah menikah 12 bulan atau lebih, usia istri harus di bawah 42 tahun, dan mengikuti pemeriksaan fertilitas. Mereka juga sudah mendapatkan konseling khusus mengenai program fertilisasi in vitro, prosedur, biaya, kemungkinan keberhasilan atau kegagalan serta komplikasinya, siap biaya serta siap hamil, melahirkan, dan memelihara bayinya.

Jika melihat faktor kesuburan, untuk wanita idealnya berumur antara 30-35 tahun. Artinya, pada umur-umur tersebut persentase keberhasilan program bayi tabung lebih tinggi jika dibandingkan usia wanita yang lebih tua (36-40 tahun).Hampir seperempat abad sudah usia teknologi kedokteran bayi tabung sehingga banyak perkembangan yang sudah dicapai dan kian hari semakin menjanjikan. Teknologi ini terbukti sangat membantu pasangan suami istri yang mengalami kesulitan untuk memperoleh keturunan. Hanya masalah biaya masih menjadi kendala utama dalam penerapan teknologi ini.