Rabu, 13 Agustus 2008

EMPAT FASE PSIKIS PROSES PERSALINAN

Ketegangan pada saat permulaan. Rasa sepi ketika sakit kian memuncak. Dan haru biru ketika bayi akan dilahirkan. Inilah fase-fase yang sering dialami oleh para ibu yang akan melahirkan, tentu saja keadaan ini berbeda-beda tergantung setiap pribadi.

Fase I. Rasa mulas belum terlalu hebat, tetapi anda yakin inilah tanda-tanda kelahiran

Fase ini biasa pula disebut sebagai fase pembukaan. Mereka yang baru pertama melahirkan akan merasa sangat tegang bercampur dengan gembira.

Fase satu ini terjadi bila leher rahim sudah mulai mengalami pembukaan. Leher rahim sedikit demi sedikit mulai terbuka, karena reaksinya terhadap meregangnya otot-otot rahim. Masa atau fase ini peling banyak menyita waktu dalam proses persalinan.

Berapa lama fase ini akan berlangsung tidak dapat ditentukan dengan pasti. Wanita yang satu bias hanya mengalaminya selama beberapa jam saja, namun wanita yang lain bias sampai berjam-jam. Rasa sakit yang terjadi pada fase ini sangat khas sehingga wanita yang baru pertama kali mengalaminya pun bias menerka bahwa rasa sakit ini merupakan awal dari proses persalinan.

Dengan terjadinya rasa sakit ini berarti mulai pula mulainya awal dari proses persalinan. Masa ini tentu sudah ditunggu dengan harap-harap cemas selama sembilan bulan dan seringkali bulan-bulan terakhir memang melelahkan.

Rasa mulas memang masih belum terlalu mengganggu dan dapat diatasi dengan pernafasan. Namun, bagi mereka yang sudah pernah melahirkan, rasa sakit ini akan membuat mereka teringat kembali dengan pengalaman mereka yang lalu.

Setiap wanita dapat bereaksi secara berbeda-beda selama fase ini. Ada yang tidak segera ke Rumah Sakit bersalin, dan hanya menghabiskan waktu di rumah saja. Sebaliknya ada yang langsung ke rumah sakit meski sakitnya belum begitu terasa, karena merasa tempat yang paling aman adalah disana.

Fase II. Rasa sakit sepertinya tidak ada akhirnya, dan banyak wanita yang merasa takut.

Fase ini memang paling berat, tetapi untungnya fase ini tidak berlangsung lama. Rasa mulas sekarang dating setiap dua menit dan berlangsung kira-kira selama 60 detik.

Wanita-wanita yang satu jam sebelumnya masih bias menahan rasa sakitnya, dalam fase ini akan sukar untuk meredakannya atau mengatasinya. Rasa sakit dipunggguna, mulas seperti akan mendapat haid, dan rahim yang tidak henti-hentinya mengencangkan ototnya, semua factor ini akan membuat ibu berfikir rasa sakit ini tidak akan berakhir.

Dalam fase ini rasa mulas akibat pembukaan akan berganti dengan rasa mulas seperti ingin mengedan. Rasa mulas sepertinya tidak bias dikendalikan lagi, dan rasa sakit pada leher rahim mengalami perubahan. Setelah itu bayi mulai mendorong kepalanya ke arah leher rahim. Sekarang ibu memasuki fase ketiga.

Fase III. Besar tenaga yang dikeluarkan ibu, ada hubungannya dengan perasaan ibu terhadap bayinya.

Bila kita lihat ibu yang berada dalam fase ketiga ini, maka kita pasti akan mengira ibu mengalami sakit yang luar biasa hebat. Betapa tidak, Dalam fase ini dia akan menjerit, mengerutkan wajahnya, tetapi sebenarnya itu tidak ada hubungannya dengan rasa sakit yang dialaminya.

Menurut penelitian, besar tenaga yang dikeluarkan sang ibu ketika mengedan erat hubungannya dengan perasaan ibu terhadap bayinya. Bila ia banyak menahan, maka besar kemungkinan dia dibawah sadarnya masiha belum menerima keadaan dan agak terkejut menerima kenyataan bahwa sebentar lagi ia akan menjadi seorang ibu.

Sebaliknya bila sang ibu mengedan sekuat tenaga, besar kemungkinan ibu sangat menginginkan bayinya, sehingga merasa kelahiran sang bayi tak kunjung tiba. Tetapi hubungan antara kekuatan mengedan dan perasaan ibu tidak selalu benar. Kemungkinan ibu sudah tidak kuat lagi mengedan. Jadi hal ini bukan berarti anda tidak menginginkan anak anda lahir.

Biasanya pada waktu mengedan, wanita akan mengingat bermacam-macam hal. Misalnya peristiwa kelahirannya oleh ibunya. Pada saat ini ibu sangat merasakan kewanitaannya, dan penggalan-penggalan kehidupannya pun hadir kembali. Bagaiman terjadinya seorang anak, hubungannya dengan suami, perasaannya selam kehamilan dan lain sebagainya.

Ini sebabnya mengapa pengalaman ini menjadi sangat berharga. Setidaknya pada saat ini seorang wanita benar-benar sedang mengusahakan sesuatu yang berdasarkan kekuatannya sendiri. Apakah seorang wanita merasa dapat bekerja sama dengan tubuhnya, atau membiarkan segala sesuatu berjalan sebagai mana mestinya tidaklah terlalu menyolok. Rasa mulas akan terus menerus datang sampai akhirnya sang bayi akan mendorong keluar.

Fase IV. Betapa melelahkannya proses kelahiran itu, tiba-tiba ibu akan merasa peledakan emosi kembali.

Apa yang dirasakan seorang wanita pada saat bayinya dilahirkan? Mungkin banyak hal-hal yang dialaminya saat itu. Lega, gembira luar biasa, kecewa dan terharu. Tiba-tiba sekarang ia harus menyalurkan perasaan keibuannya ke makhluk kecil yang asing ini.

Seringkali terjadi, seorang wanita setelah mengalami proses kelahiran akan menjadi ‘dingin’ secara psikis. Seluruh tubuhnya gemetar dan dia tak bias menguasai dirinya.

Banyak wanita yang terkejut akan adanya tenaga yang berlebih ini, walaupun kelahiran anaknya sangat melelahkan. Betapapun melelahkannya minggu-minggu terakhir kehamilan itu, mereka merasa penuh energi. Mereka merasa menjadi pribadi yang sangat lain.

Sekarang semuanya sudah lewat, dokter dan bidan tidak ada, suami pulang untuk memberitahu sanak keluarga, dan sang bayi lelap di temapat tidurnya.

Jam-jam yang sepi seperti ini merupakan antiklimaks dari semua kejadian. Pada saat seperti ini ibu biasanya dapat mengingat proses kelahiran yang baru saja berlangsung.

Berbaring di tempat tidur, ia menyadari bahwa sekarang ini mulai memasuki kehidupan yang baru. Tetapi ternyata tidak ada hal-hal yang baru, kecuali sekarang rahimnya kosong. Juga adanya si mungil yang tidur dengan lelap dengan menggenggam di buaiannya.

Tidak ada komentar: